“TRANSFORMASI STAIN TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH MENUJU PERGURUAN TINGGI UNGGUL DAN BERDAYA SAING”
Tren Kajian Ilmu-Ilmu Agama Islam Kontemporer[*]
Tren Kajian Ilmu-Ilmu Agama Islam Kontemporer[*]
Pengembangan ilmu pengetahuan Islam dewasa ini mengalami perubahan yang begitu dinamis. Keterbukaan dan fleksibelitas menjadi pembanding positif bagi kajian di dalam agama-agama lain. Namun bersamaan dengan itu, inklusifitas dan intoleran tidak jarang juga ditemui pada produk-produk pemikiran dalam Islam itu sendiri. Konsep-konsep pengetahuan yang datang dari Islam memberi celah hal itu terjadi. Sehingga dengan mudahnya interpretasi terhadap sumber-sumber sakral dalam Islam terus berkembang dan tidak terbendung oleh kepentingan terbatas. Mengalir mengikut kecenderungan berpikir Islam kontemporer. Setidaknya terdapat dua tren pemikiran Islam kontemporer.
Pertama, adalah trend pemikiran Islam yang prioritasnya menjaga dan melestarikan tradisi keilmuan Islam yang telah terbangun secara kokoh sejak berabad-abad yang lalu serta memanfaatkannya untuk membendung aspek negatif dari gerak arus pembangunan dan modernisasi dalam segala bidang. Terkesan sakral dan tidak mudah dinodai. Tradisi adalah merupakan sumber kekuatan mental spiritual yang maha ampuh untuk menahan badai perubahan dan pembangunan dalam segala bidang. Syed Hosein Nasr, adalah termasuk dalam trend pemikiran Islam ini. Tidak bisa dipungkiri, Islam adalah rumah yang belum terjelajahi seutuhnya oleh sarjana muslim itu sendiri. Bahkan dikhawatirkan menjadi boomerang karena tidak mampu dikelola dengan baik.
Kedua, aliran tradisi pemikiran keagamaan yang bersifat kritis. tradisi kritis ini bermula dari pengaruh pemikiran filosofi-kritis terhadap segala bentuk pemikiran manusia, termasuk di dalamnya adalah gugusan pemikiran keagamaan. Tradisi kritis-filosofis memandang khazanah intelektual Islam dan pemikiran Islam pada umumnya merupakan suatu produk sejarah biasa, yang sudah barang tentu discussable. Karena pemikiran keagamaan adalah juga produk sejarah yang berkembang pada zaman tertentu, maka sangatlah boleh jika diyakini ia hanya mewakili nuansa pemikiran yang berkembang pada saat tertentu pula. Kitab kuning dinilai bagian dari produk sejarah yang diciptakan untuk masa dan kebutuhan yang mengitarinya. Trend pemikiran Islam ini cenderung menjadi fasilitator bagi nuansa perkembangan ilmu pengetahuan manusia dalam bidang apa pun dan mencoba menarik manfaat daripadanya untuk mencari penyesuaian-pembenaran yang diperlukan. Khususnya untuk membangun sebuah tradisi keagamaan yang selalu selangkah lebih maju dan tanggap terhadap tantangan zaman.
Rigid dan fleksibel menjadi karakteristik tersendiri dalam pemikiran Islam. Tergantung bagaimana dikembangkan dan diorientasikan. Al-muhafazah ‘ala qadim al-shalih wa al-Ijad bi al-jadid al-Ashlah. Perguruan Tinggi bertanggung jawab penuh atas pengembangan kajian-kajian turats dan ilmu-ilmu agama lainnya. Maslahat yang seharusnya paling disorot adalah tentang keberfungsian pelita ilmu pengetahuan bagi peradaban manusia. #markibong
[*] Fadhlur Rahman Armi, MA Dosen Prodi Pengembangan Masyarakat Islam