Waspadai Ancaman Phising Ditengah Aktifitas Daring

Waspadai Ancaman Phising Ditengah Aktifitas Daring

Oleh: Hijrah, M.Kom

Penggunaan internet ditengah pandemi covid-19 meningkat secara signifikan dikarenakan hampir semua aktifitas manusia dilakukan secara daring, rutinitas yang biasanya dilakukan juga sudah bergantung pada akses jaringan komunikasi. Dengan peningkatan pengguna yang signifikan tersebut, ternyata berdampak pada meningkatnya jumlah kejahatan yang terjadi di dunia maya. Salah satu contoh penipuan jual beli online yang sedang hangat baru-baru ini karena pelakunya juga mencoba manjalankan aksinya kepada anak presiden yakni kaesang  ternyata dilakukan oleh anak dibawah umur, sangat miris rasanya dikarenakan pelakunya adalah anak yang masih duduk di bangku SMP, dan ditengah kondisi anak – anak lain sedang disibukkan oleh pembelajaran secara daring. Dimana seharusnya anak-anak yang saat ini sedang hampir setiap hari berselancar di dunia maya memperoleh edukasi tentang kejahatan didunia maya, malah sebaliknya menjadi bagian dari pelaku tersebut.

Meningkatnya jumlah kejahatan di dunia maya pada masa pandemi ini seharusnya meningkatkan juga kewaspadaan kita dalam menggunakan internet. Salah satunya ialah kejahatan pencurian data atau yang lebih dikenal dengan istilah Phising. Pencurian data dengan menggunakan Teknik phising ini sudah sangat sering terjadi, akan tetapi pada masa pandemi meningkat dengan signifikan. Google mencatat terdapat 18 juta kejahatan dengan menggunakan Teknik phising tersebut dalam satu hari. Dengan begitu sudah seharusnya kita meningkatkan kewaspadaan serta mengenali Teknik kejahatan tersebut. Phising ialah kejahatan yang dilakukan untuk memperoleh data sensistif dari seseorang seperti data pribadi, data rekening, data akun atau berbagai data lainnya yang dianggap penting. Tujuan utama penggunaan Teknik ini adalah mengelabui korbannya dengan memancing korban untuk dapat memberikan data penting korbannya dengan mengirimkan informasi-informasi menggunakan email, nomor seluler bahkan media sosial. Kata phising berasal dari kata fishing, yang bermakna kegiatan memancing. Secara istilah merupakan upaya untuk memancing korban serta memanfaatkan kelemahan pada keswapadaan korban dalam menjaga informasi data sensistif. Korban biasanya akan dipancing untuk dapat mengisi form atau situs-situs yang menyerupai situs resmi dari sebuah organisasi, atau dengan mengirimkan link dari situs-situs undian yang berhadiah, tidak hanya dengan link saja bahkan para pelaku phising juga kerap menyisipkan malware-malware dari setiap situs atau aplikasi-aplikasi yang gratis. Kegiatan phising ini sebenarnya sangat mudah untuk dihindari, akan tetapi lemahnya atau bahkan ketidak tahuan mengenai kejahatan phising ini sendiri menjadikan tingkat kejahatan phising meningkat setiap tahunnya tidak hanya di Indonesia, bahkan jenis serangan siber terbanyak di dunia adalah phising. Adapun sektor penyerangan dengan menggunakan webmail masih mendominasi, dan sektor media sosial juga cukup mengkhawatirkan walau tidak sebesar dengan pengguna webmail. Akan tetapi tingkat kewaspadaan para pengguna media sosial mungkin lebih rentan, dibandingkan para pengguna email atau surat elektronik karena pengguna media social saat ini sudah digunakan oleh para pengguna yang beragam usia dan latar belakang dibandingkan para pengguna webmail yang biasanya didominasi oleh mereka yang berkerja di perkantoran yang secara rutin menggunakan surat elektronik tersebut. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kewaspadaan paling rendah terhadap serangan kejahatan di dunia maya, bahkan tidak hanya itu Indonesia juga menjadi negara yang paling banyak diserang oleh para pelaku kejahatan di dunia maya. Oleh karena itu penting bagi kita mewaspadai kejahatan di dunia maya terutama kejahatan phising. Karena kelemahan terbesar dari serangan siber adalah kurangnya kewaspadaan dalam menjaga data diri atau data sensitive lainnya. Perkembangan dan pemanfaatan teknologi serta media social di aceh juga mengalami peningkatan yang signifikan terlebih dimasa pandemi ini keharusan belajar daring atau aktifitas bekerja dan berbagai aktifitas lainnya membutuhkan peran dunia maya untuk menjaga keberlangsungan aktifitas tersebut, maka perlu kesadaran atau tingkat kewaspadaan yang lebih bagi para pelaku aktifitas daring tersebut agar tidak menjadi korban dari kejahatan siber terutama  phising.

Kewaspadaan yang paling penting yang harus dilakukan untuk menghindari kejahatan siber terutama phising yakni tidak pernah mengklik atau menginput data diri beserta informasi berharga lainnya di situs yang menyerupai organisasi-organisasi resmi, telusuri terlebih dahulu situs tersebut apakah situs resmi atau situs pelaku kejahatan phising karena biasanya pelaku mengirimkan situ yang sangat mirip dan sepintas sulit dibedakan sehingga dapat mengelabui korbannya. Dan berhatilah-hatilah jika mengaksesk sistus-situs yang tidak bersertifikat SSL (Sertificate Secure layer) biasanya situs ini ditandai dengan gambar gembok yang terdapat disudut URL. Jangan mudah tertarik dengan situs-situs berhadiah jika anda tidak pernah merasa megikuti sebuah kompetisi atau quiz, dan sesering mungkin bersihkan cache browser anda karena bisa jadi ada salah satu alamat URL yang berbahaya tersimpan di cookies browswer. Abaikan email-email yang dirasa mencurigakan misalnya email konfirmasi keberangkatan dengan pesawat atau konfirmasi pemesanan hotel jika anda merasa tidak pernah memesan tiket pesawat maupun kamar hotel karena bisa dipastikan itu adalah email phising. Serta abaikan juga pesan pada kotak masuk anda yang menyertakan link-link untuk anda memasukan informasi data pribadi, karena serangan phising dengan mengirimkan link dalam kotak masuk juga semakin marak saat ini.

Bagi yang suka mendownload aplikasi-aplikasi open source, atau aplikasi lainnya pastikan aplikasi yang anda download itu benar-benar dari situs yang anda kenali bukan dari situs yang berbahaya sehingga aplikasi yang di download tersebut menyimpan malware-malware yang dapat mengambil data-data penting anda. Dalam pemanfaatan belajar atau bekerja gunakan aplikasi yang umum digunakan jangan gunakan aplikasi yang berbeda dan unik jika sebatas hanya ingin mencoba-coba dan terlihat berbeda kenali juga pengembangnya,  karena semakin banyaknya aplikasi yang disajikan maka semakin rentan juga untuk menjadi korban dari kejahatan phising jika tingkat kewaspadaan lemah. Ada baiknya jika anda memiliki sumber daya manusia yang berlatar belakang Teknologi Informasi aplikasinya dikembang secara mandiri, terutama di bidang Pendidikan sebaiknya perguruan tinggi atau sekolah memiliki LMS (Learning Management System) yang dikelola sendiri sehingga para peserta didik lebih aman dan nyaman dalam belajar daring tanpa harus terjebak dalam upaya phising jika menggunakan aplikasi-aplikasi yang tidak diketahui atau tidak dikenali.

Pada akhirnya, pada masa era digital 4.0 dan pandemi covid-19 ini. Umat manusia sangat sulit untuk melepaskan diri dari kemajuan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi yang hadir demi memudahkan kehidupan manusia, namun juga dapat menjadi petaka besar jika kesadaran atau tingkat kewaspadaan kita lemah dan masih abai terhadap serangan siber. Hal itu akan memudahkannya pelaku kejahatan siber jika kita selaku pengguna dengan sangat terbuka menginformasikan data pribadi, terutama di tengah pandemic ini dimana aktifitas yang biasanya dilakukan secara tatap muka harus dilakukan melalui teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi memang canggih dan pintar, namun manusia lah yang menciptakan teknologi tersebut, sudah seharusnya lebih pintar dalam penggunaan teknologi tersebut.

Related post